Entri Populer

Kamis, 20 Januari 2011



KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Biodiversity)
Keanekaraaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis, genetis, dan ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas) yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragama hayati menujukkan adanya berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen,    tingkat jenis dan tingkat ekosistem.

  1. Keanekaragaman Jenis
Manusia dalam mengenal adanya keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati dan juga mungkin tingkah laku, penampilannya, makanannya dan cara pekembangbiakannya, habitatnya serta interaksinya dengan makhluk lain.
Pada tumbuhan yang dapat diamati misalnya, tempat tumbuhnya, daunnya, bunganya, serangga yang mengujunginya serta burung yang bersarang di dalamnya.


  1. Keanekaragaman Genetis/Gen
Setiap populasi mempunyai sifat genetik tertentu. Individu-individu sejenis ini mempunyai kerangka dasar komponen genetis yang sama (kromosomnya sama tetapi memiliki komponen faktor keturunan yang berbeda).

Misal:         -rasa manis dan asam pada manga
                  -Warna kuning,merah dan putih pada biji jagung
Keanekaragaman gen menentukan keanekaragaman jenis individu, meski jenisnya sama tetapi memiliki gen yang tidak sama bila dibandingkan dengan individu lain dalam kelompok tersebut.



  1. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan satu kesatuan lingkungan yang melibatkan faktor biotik (makhluk hidup)  dan faktor abiotik(mieral,udara,air,tanah,dll) yang berinteraksi satu sama lain. Indonesia memiliki makhluk hidup yag bervariasi,sehingga ekosistem yang terbentuk juga beragam.

Misal:         -ekosistem bahari
                  -ekosisten hutan bakau (mangrove)
                  -ekosistem hutan rawa air tawar
                  -ekosistem danau
                  -ekosistem pertanian

Minggu, 19 Desember 2010

Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang bagi kita tidak terlihat seperti sebuah mahluk hidup karena ia tidak dapat bergerak. Mereka memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut. Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang terdiri dari xylem dan juga floem. Berikut ini, saya akan memaparkan betapa pentingnya mereka bagi proses kehidupan sebuah tanaman dan juga bagaimana mereka berperan untuk mengambil air dari dalam tanah dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman dapat berkembang secara maksimal.
http://www.uic.edu/classes/bios/bios100/lecturesf04am/model.gif
Pertama sekali, jaringan xylem memiliki dua fungsi dalam tanaman. Fungsi pertama adalah untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral dari dalam tanah ke batang dan juga daun-daun. Fungsi kedua xylem adalah untuk menyangga tanaman itu sendiri sehingga ia tidak mudah jatuh atau roboh. Xylem sebenarnya berbentuk kolom-kolom panjang yang bagian tengahnya kosong. Kolom berbentuk tabung ini terdapat dari akar tanaman sampai ke daun-daun tanaman walaupun mereka sangatlah tipis. Oleh karena itu, xylem dan floem hanya dapat diteliti melalu mikroskop. Bagian tengah kolom ini merupakan bagian yang berkelanjutan dan tidak pernah putus walaupun tanaman itu memiliki banyak cabang. Untuk menguatkan xylem, di dinding kolom-kolom ini terdapat zat bernama lignin. Tabung-tabung xylem yang kosong dan berkelanjutan ini memudahkan tugas xylem untuk mengangkut air dan juga mineral-mineral sehingga tidak ada dari mereka yang tersangkut pada bagian-bagian sel tertentu (protoplasm). Selain itu, kehadiran lignin juga menguatkan tanaman agar ia tidak mudah roboh dan dapat berdiri tegak.
Jaringan kedua yang berperan penting dalam proses pengangkutan dalam tanaman ialah floem. Floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem memiliki sel-sel yang bernama sieve tube sel, dan transportasi gula sukrosa dan asam amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga aktif transport dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.
Daun sambiloto atau dalam bahasa latinnya Andrographis paniculata Ness ternyata sudah dikonsumsi oleh nenek moyang kita sejak dulu kita. Sambiloto merupakan tumbuhan khas tropis, dan bisa tumbuh dipekarangan rumah, di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lembab.
Banyak sekali manfaat dari daun sambiloto ini, diantaranya adalah untuk mengobati penyakit diabetes atau kencing manis, tifus, dan ada juga yang mengatakan daun sambiloto juga bisa untuk penyakit gatal-gatal dan mencegah kanker, mungkin karena rasa pahit yang khas dari daun ini. Namun yang sudah banyak digunakan dan diakui khasiat dari daun ini adalah untuk mencegah malaria karena itu daun ini disebut juga obat anti malaria. Selain itu ternyata daun ini juga bermanfaat untuk menjaga daya tahan tubuh atau stamina. Mungkin karena itulah daun ini banyak digunakan untuk bahan jamu godokan.
Daun sambiloto
Daun sambiloto
Nama lokal Sambiloto :
  • nama Sunda yaitu  :  Ki oray, ki peurat, takilo;
  • nama Jawa yaitu  : bidara, sadilata, sambilata;
  • nama Sumatra yaitu  : takila , pepaitan ;
  • nama dalam bahasa Cina yaitu  : Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian ;
  • nama dalam bahasa Vietnam yaitu  :  xuyen tam lien,; cong cong ;
  • nama dalam bahasa India/Paskistan yaitu  :  kirata, mahatitka ;- dan dalam bahasa  Inggris yaitu  :  Creat, green chiretta, halviva, kariyat ;
Manfaat sambiloto untuk kesehatan:
hepatitis, infeksi saluran empedu,disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,demam, malaria,kencing nanah (gonore), kencing manis (DM), TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma), darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen = lepra), leptospirosis, keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut, kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa) dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.
Cara Pemakaian:
  • keringkan terlebih dahulu daun sambiloto sebanyak 10-20g, bisa direbus atau digiling hingga halus lalu diseduh, minum 3-4 kali sehari atau 4-6 tablet apabila serbuk yang halus tadi dimasukan ke dalam kapsul.
  • untuk mengobati kanker digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet.
  • Untuk pemakaian luar, daun segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.
Manfaat dan cara pemakaian lain:
1. Tifoid
Daun sambiloto segar sebanyak 10 – 15 lembar direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.
2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru Herba kering sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.
3. Disentri
Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan selama 3 – 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali masing-masing 1/3 bagian.
4. Influenza, sakit kepala, demam
Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 – 4 kali sehari.
5. Demam
Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas.
6. TB paru
Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5 cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 – 3 kali, setiap kali minum 15 – 30 pil.
7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
Daun sambiloto segar sebanyak 5 – 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.
8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis
Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 – 4,5 g diseduh dengan air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum sekaligus.
9. Faringitis
Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.
10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
Herba sambiloto segar sebanyak 9 – 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.
11. Kencing manis
Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

FUNGI

FUNGI
A. Ciri/ sifat dan karakteristik
  • eukariotik
  • tak berklorofil
  • dinding sel tersusun atas zat kitin
  • mikroskopis/ makroskopis
  • uniseluler multiseluler
  • saprofit, parasit, epifit
  • tubuh berbentuk benang/ hifa (kumpulan hifa: Miselium )
  • hifa ada yang bersifat senositik ( bersekat ) dan non senositik ( tak bersekat)
  • beberapa membentuk badan buak ( KARP)

Klasifikasi
jamur/ fungi dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu
  • ZYGOMYCOTA
  • ASCOMYCOTA
  • BASIDIOMYCOTA
  • DEUTEROMYCOTA

A.  ZYGOMYCOTA

memiliki hifa yang bersekat
  • mikroskopis
  • tidak membentuk badan buah
  • reproduksi secara aseksual dengan sporangiospora
  • reproduksi secara seksual membentuk zygospora

Gambar: Sporangiospora di dalam kotak spora ( Sporangium )
 
Gambar: Siklus Zygomycota ( pembentukan Zygospora )
Contoh :
  • Rhyzopus oryzae
  • Rhyzopus stolonifer
  • Mucor mucedo
  • Pilobolus sp
B. ASCOMYCOTA

  • Hifa non senositik ( tak bersekat )
  • Makroskopis dan mikroskopis
  • Membentuk badan buah: ASCOCARP/ ASKOKARP yang berbentuk seperti mangkuk. Contoh: Morchella esculenta
  • Reproduksi secara aseksual dengan konidiospora
  • Reproduksi secara seksual dengan Ascospora

Gambar: Askospora ( di dalam askus )dan Konidiospora ( di dalam konidia )
Contoh:
Yang membentuk badan buah/ Ascocarp
  • Morchella esculenta
  • Clavoceps purpurea
Yang tidak membentuk badan buah
  • Aspergillus wentii
  • Aspergillus flavus
  • Aspergillus fumigatus
  • Penicillium notatum
  • Penicillium cemmemberti
  • Penicilliun roquefuerti
  • Saccharomyces cerevisiae
  • Neurospora crassa

 C. BASIDIOMYCOTA

  • Hifa bersekat/ non senositik
  • Makroskopis
  • membentuk badan buah: BASIDIOKARP
  • Reproduksi secara aseksual dengan Konidiospora
  • Reproduksi secara seksual dengan Basidiospora

Contoh:
  • Volvariella volvaceae
  • Aurycularia polythrica
  • Ganoderma aplanatum
  • Pleurotes sp
  • Amanita muscaria
  • Amanita phalloides
  • Ustillago maydis
  • Puccinia gramminis
D. DEUTEROMYCOTA

  • Mikroskopis
  • Disebut Fungi Imperfecty ( jamur tak sempurna)
  • Belum diketahui alat reproduksi secara seksualnya
  • Reproduksi secara aseksual dengan Konidiospora
Contoh:
  • Candida albicans
  • Epidhermophyton floocossum






Kingdom Plantae ( Dunia Tumbuhan )


Ciri/sifat dan karakteristik:
  • Eukariotik ( sudah memiliki membran inti )
  • Multiseluler, makroskopis
  • Berklorofil
  • Autotrof
  • Produsen
  • Selnya memiliki dinding sel dari selulosa

Klasifikasi;:
1. Atracheophyta ( tak berpembuluh )
  • Bryophyta/ tumbuhan lumut
2. Tracheophyta ( berpembuluh )
  • Pterydophyta
  • Spermatophyta
Tumbuhan tak berpembuluh ( Atracheophyta )
  • Yang dimaksud dengan tumbuhan tak berpembuluh adalah kelompok tumbuhan yang tidak memiliki pembuluh angkut yaitu Xilem ( pembuluh kayu ) dan Phloem ( pembuluh tapis )
  • Diwalili oleh tumbuhan lumut/ Bryophyta
BRYOPHYTA ( Tumbuhan Lumut )

Ciri/ sifat/ Karakteristik
  • Berklorofil
  • Higrofit
  • Belum memiliki xilem dan floem
  • Mengalami metagenesis ( pergiliran keturunan )
  • Fase gametofit ( tumbuhan lumut ) dan sprofit ( sporogonium )
  • Reproduksi seksual dengan penyatuan gamet. Gamet jantan dihasilkan di dalam Antheridium dan gamet betina dihasilkan di dalam Arkhegonium.
  • Reproduksi aseksual dengan spora dan gemma/ kuncup
Struktur
struktur tumbuhan lumut


Metagenesis/ pergiliran keturunan

Bagan Metagenesis lumut


Klasifikasi Tumbuhan lumut

Dikelompokkan menjadi 3 kelas
1.   Bryopsida/ lumut daun/ Musci
  • Contoh: Pogonatum cirrhatum
2.   Hepaticopsida/lumut hati/ Hepaticae
  • Contoh: Marchantia polymorpha
3.   Anthoceropsida/ lumut tanduk
  • Contoh: Anthoceros laevis
Bryopsida/ Musci

Hepaticopsida/ Hepaticeae

Anthoceropsida

Gemma

Gambar lengkap disini: Bryophyta

PTERYDOPHYTA ( Tumbuhan Paku )

Ciri/sifat/karakteristik

  • Berklorofil
  • Autotrof
  • Higrofit/ hidrofit/ epifit
  • Sudah memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem)
  • Reproduksi seksual denga antheridium dan arkhegonium
  • Megalami metagenesis
Metagenesis paku Homospora




Metagenesis paku Heterospora





  • Reproduksi aseksual dengan spora 

  • Merupakan kormophyta berspora
  • Kormus: memiliki akar/ batang dan daun yang sudah berpembuluh
  • Generasi saprofit ( penghasil spora )
  • Generasi  gametofit ( penghasil gamet)
  • Struktur


  • Macam-macam daun pada tumbuhan paku

Berdasarkan ukuran
  • Mikrofil: daun yang berukuran kecil ( sisik )
  • Makrofil ( daun yang berukuran besar )
Berdasarkan ada tidaknya sporangium
·         Tropofil:
  • daun yang tidak mengandung sorus ( kumpulan sporangium yang dibungkus selaput indusium )
  • fungsi: fotosintesis
·         Sporofil :
  • daun yang mengandung sorus
  • fungsi: fotosintesis dan reproduksi

Gametofit

  • Berupa Prothalium
  • Macam-macam gametofit
1.     Gametofit Biseksual
  • Memiliki anteridium dan arkegonium
  • Dihasilkan oleh paku homospora
2.      Gametofit uniseksual
  • Hanya memiliki anteridium atau arkhegonium saja
  • Dihasilkan oleh paku heterospora
·         Berdasar spora yang dihasilkan
 1.        Paku homospora
       Contoh: Lycopodium
 2.         Paku heterospora
       Contoh: Selaginella, Marsilea
 3.          Paku peralihan
       Contoh: Equisetum

Klasifikasi
1.          Psilopsida ( Paku purba )
Ø      Psilotum nudum
Ø      Rhynia


Psilotum
2.          Lycopsida ( paku kawat )
Ø      Selaginella
Ø      Lycopodium
Lycopodium

Selaginella

3.          Sphenopsida ( paku ekor kuda )
Ø      Equisetum

Equisetum
4.          Pteropsida ( paku sejati )
Ø      Marsilea
Ø      Platycerium
Ø      Adiantum
Ø      Asplenium
Ø      Azolla

Adiantum

Platycerium

Asplenium

Manfaat tumbuhan paku
Ø  Sayuran: Marsilea crenata
Ø  Obat luka; Selaginella sp
Ø  Pupuk hijau: Azolla piñata
Ø  Tanaman hias: Asplenium, Adiantum, Platycerium

kingdom plantae

Dalam golongan tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan yang disebut juga kingdom plantae atau kerajaan tumbuh-tumbuhan dapat kita bagi-bagi menjadi beberapa divisi, antara lain adalah :
1. Divisi Thallophyta / Thalopita / Thalophita
Divisi thallophyta adalah tumbukan yang memiliki thalus termasuk diantaranya adalah golongan jamur / fungi, bakteri dan ganggang / alga.
2. Divisi Bryophyta / Briopita / Briophita
Divisi bryophyta meliputi golongan lumut-lumutan
3. Divisi Pteridophyta / Pteridopita / Pteridophita
Divisi pteridophyta meliputi golongan paku-pakuan
4. Divisi Spermatophyta / Spermatopita / Spermatophita
Divisi spermatophyta meliputi golongan tumbuhan berbiji baik tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) maupun dua (dikotil)

Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh tumbuhan bisa dibedakan lagi atas dua jenis kelompok, yakni :
1. Thallophyta
Definisi Thallophyta : Adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas.
2. Cormophyta / Kormopita / Kormophita
Denisisi dan Pengertian Cormophita : Adalah tumbuhan yang batang, akar dan daun sudah jelas yang meliputi tiga divisi selain thalophita yaitu bryophita, pteridophita dan spermatophita.